Friday, November 12, 2010

Kemuliaan Membaca Surat Al Ikhlas

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari Abi Sa'id Al Khudriy ra : "Sungguh Seseorang mendengar sahabatnya membaca Qul Huwallahu Ahad (Surat Al Ikhlas), dan mengulang-ulangnya di malam hari, maka ketika pagi harinya ia datang kepada Nabi saw dan menceritakan itu, maka Rasulu saw bersabda : "Demi Diriku yang berada dalam Genggaman Allah swt (sumpah) sungguh Surat Al Ikhlas menyamai sepertiga Alqur'an." (Shahih Bukhari)

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

(آل عمران :185)

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS. Ali Imran: 185)

Kalimat ini cukup untuk mengingatkan kita dan menyadarkan kita dari segala kebutaan, kebingungan, kerisauan dalam segala permasalahan di dunia. Dan juga ayat ini sudah cukup untuk membuat kita jauh dari kufur nikmat, maka ayat ini menjadi obat bagi orang yang dilimpahi kenikmatan atau orang yang sedang dalam kesusahan. Semua yang hidup pasti akan merasakan kematian, aku dan kalian pasti merasakannya karena itu adalah janji Allah subhanahu wata'ala. Kelak Allah akan memberikan balasan atas amal baik dan buruk, barangsiapa yang disingkirkan dan dijauhkan oleh Allah dari api neraka dan dimasukkan ke surga sungguh dia adalah orang yang beruntung, dan tiadalah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan saja. Yang mulia di dunia belum tentu mulia di akhirah, yang hina di dunia belum tentu hina di akhirah. Kehidupan dunia hanyalah sementara sedangkan kehidupan akhirat abadi. Hadirin hadirat, jika engkau dalam kesedihan, ingatlah bahwa kesedihanmu itu tidaklah abadi. Dan jika engkau dalam kenikmatan sadarlah bahwa kenikmatanmu itu tidaklah kekal. Yang Maha Kekal menanti tuntunan dan amal-amal yang kekal, yang dibawa oleh sang pembawa tunutunan dari Sang Maha Kekal, yang diutus oleh Yang Maha kekal untuk membawa kenikmatan yang kekal, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللهُ يُعْطِيْ

" Sungguh aku yang membagi-bagikan dan Allah Yang Maha Memberi "

Ingatlah bahwa pembagian kenikmatan telah Allah pasrahkan kuncinya kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bagi yang mendambakan kenikmatan dunia dan akhirah, Allah telah menyampaikan kepada sang nabi seraya berkata :أَنَا قَاسِمٌ وَاللهُ يُعْطِيْ وَإِنَّمَا ( Aku yang membagikan dan Allah Yang Maha memberi). Dengan mengikuti tuntunan beliau shallallahu 'alaihi wasallam, dengan mencintainya dan berbakti kepadanya, maka itulah kunci kebahagiaan dan kenikmatan dunia dan akhirah, demikian janji sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw berkata bahwa segala sesuatu yang dibanggakan di dunia ini kesemunaya berasal dari hal yang hina. Pakaian termahal adalah sutera, padahal sutera hanyalah berasal dari liur ulat yang menjijikkan, minuman yang paling menyehatkan adalah susu, padahal itu hanyalah keluar dari hewan ternak, serta minuman yang paling manis adalah madu padahal ia hanyalah buatan serangga, dan perhiasan yang palin mahal adalah berlian padahal ia terbuat dari batu bara dari gunung berapi beribu-ribu tahun. Sungguh sesuatu yang berharga di muka bumi ini berasal dari kehinaan. Namun segala sesuatu yang tidak berharga di dunia bisa menjadi berharga jika mengikuti tuntunan dari yang paling berharga yaitu Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana debu adalah sesuatu yang tidak berharga namun debu itu bisa menjadi saksi ketika kita melangkah menuju jalan Allah subhanahu wata'ala, sehingga membuat kaki yang melintasinya tidak akan terbakar oleh api neraka. Hadirin hadirat, debu itu diinjak dan ditendang namun ia bisa membuat kaki kita aman dari api neraka karena mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Begitu juga makanan dan minuman, yang setelah dimakan dan diminum ia akan terbuang, namun makanan dan minuman itu akan menjadi kekal dan abadi jika mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Sampailah kita pada hadits luhur ini, bahwa Allah subhanahu wata'ala menyampaikan surat mulia kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan hal ini selalu paling asyik diperbuat oleh orang-orang yang sangat cinta kepada Allah sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa seorang sahabat Rasulullah setiap malamnya membaca surah Al Ikhlas dan mengulang-ulangnya:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، اللَّهُ الصَّمَدُ ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

( الإخلاص:1-4 )

" Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." ( QS. Al Ikhlas: 1-4)

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

( الإخلاص: 1)

" Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Tunggal" (QS. Al Ikhlas:1)
Allah Maha Tunggal, Maha Tunggal menciptakanku, Maha Tunggal meminjamiku setiap nafas, Maha Tunggal mewafatkanku, Maha Tunggal mengetahui jumlah nafasku, Maha Tunggal mengetahui setiap keadaan makhluknya, Maha Tunggal menciptakan matahari, bulan, daratan dan lautan, Maha Tunggal dari semua makhluknya, Maha Tunggal menguasai segala kewibawaan, Maha Tunggal menguasai segala keluhuran, Maha Tunggal menguasai cahaya kebenaran, dan Maha Tunggal melimpahkan cahaya kebahagiaan. Firman Allah subhanahu wata'ala:

اللَّهُ الصَّمَدُ

( الإخلاص: 2)

Berbeda dalam pendapat para ahli tafsir, dijelaskan di dalam tafsir Al Imam At Thabari, tafsir Al Imam Ibn Abbas dan tafir lainnya bahwa makna kalimat الصَّمَدُ diantaranya adalah : Yang paling sempurna kelembutan-Nya melebihi segala kelembutan, Yang paling sempurna kasih sayang-Nya melebihi segala kasih sayang, Yang paling sempurna anugerah-Nya melebihi segala anugerah. Dan dalam riwayat lainnya makna kalimat الصَّمَدُ adalah Yang berpijar dengan cahaya, dan dalam riwayat lainnya maknanya adalah Yang tidak membutuhkan makan dan minum. Dan firman Allah subhanahu wata'ala :

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

( الإخلاص:3-4 )

"Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia" ( QS. Al Ikhlas:3-4)

Oleh sebab itu ketika sayyidina Bilal ketika disiksa ia mengelurkan rinduannya kepada sang Maha Tunggal dengan kalimat أَحَدٌ, أَحَدٌ . Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (kuat) bahwa sayyidina Bilal tidak merasakan sakit saat ia disiksa, bahkan ia dalam kesejukan tanpa merasakan kepedihan atas siksaan yang diperbuat oleh kuffar quraisy karena ia dalam kelezatan menyebut nama Allah subhnahu wata'ala.

Diriwayatkan pula dalam Shahih Al Bukhari bahwa Al Imam Masjid Quba' setelah membaca Al Fatihah selalu membaca surat Al Ikhlas kemudian dilanjutkan dengan surat yang lainnya, maka ia diprotes oleh makmumnya karena hal ini, maka sang imam berkata: "jika engkau masih menginginkan aku untuk menjadi imam, maka aku akan terus melakukan hal ini, jika tidak carilah imam yang lain", maka si makmum mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "wahai Rasulullah, tidak pernah engkau mengajarkan kepada kami untuk selalu membaca surat Al Ikhlas setelah Al Fatihah, namun imam itu melakukannya". Zaman sekarang hal seperti ini disebut sebagai bid'ah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada sang imam: "Mengapa engkau melakukan hal itu wahai imam masjid Quba, padahal aku tidak pernah mengajarkannya?", maka sang imam menjawab dengan singkat : إِنِّيْ أُحِبُّهَا (sungguh aku mencintai surat Al Ikhlas), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : "cintamu pada surat Al Ikhlas membutamu masuk kedalam surga Allah". Karena mencintai kalimatt هُوَ اللهُ أَحَدٌ, Dialah (Allah) Yang Maha Tunggal, maka jadikanlah Dia tunggal di dalam jiwa kita di saat kita berdzikir kepada Allah, di saat kita shalat, di saat kita berdoa dan bermunajat, hilangkan semua nama dari hati kita kecuali nama اللهُ أَحَدٌ هُوَ. Jadikan nama itu menguasai jiwa dan sanubarimu melebihi segalanya, maka akan engkau lihat Allah menundukkan seluruh makhluknya kepadamu karena jiwamu telah tunduk kepada rahasia keluhuran هُوَ اللهُ أَحَدٌ .

Janganlah sampai kita terjebak dengan kejadian-kejadian yang yang tidak kita sukai, karena Allah subhanahu wata'ala telah memberi peringatan dengan firman-Nya:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

(البقرة :216 )

"Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)

Barangkali kita melihat suatu hal adalah baik untuk kita, padahal itu adalah bara api, seperti anak kecil yang ingin mendekati bara api itu yang dikiranya mainan belaka. Begitu pula anak kecil menjerit ketika melihat ibunya begitu jahat menusuk dan menyakitinya, padahal itu adalah obat yang disuntikkan kepadanya sebagai bentuk kasih sayang sang ibu. Oleh sebab itu di saat kita dalam kesusahan maka berhati-hatilah karena mungkin dibalik semua itu ada hikmah Ilahi yang lebih luhur jika kita syukuri kenikmatan yang ada walaupun sebagian kenikmatan hilang. Sebagaimana Allah sangat tidak tega kepada hamba-Nya terutama mereka yang mencintai sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Orang yang mencintai dan rindu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia dalam keamanan dan keselamatan.

Ditulis Oleh: alhabib Munzir Almusawa

No comments:

Post a Comment